Sabtu, 20 April 2013


Buku                           : Bahasa dan Sastra Indonesia VIII SMP
Penerbit/ Pengarang : Yudhistira/ Suharma, dkk.
Tahun                         : 2010

Aspek Kebahasaan
Menguasai dan Menerapkan Kata yang Mengalami Pergeseran Makna
Contoh                        : “Saya sependapat dengan Saudara Dira, permasalahan ketertiban lingkungan memang tanggung jawab kita bersama.”
            Kata ‘Saudara’ pada contoh di atas mengalami pergeseran makna. Dulu kata saudara hanya berarti ‘orang yang seibu seayah atau memiliki hubungan darah’, tetapi sekarang saudara juga berarti siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama’.
            Faktor yang mempengaruhi pergeseran makna di antaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial budaya, perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi atau pertautan makna, pertukaran tanggapan indra, perbedaan tanggapan, penyingkatan, proses gramatikal, dan adanya pengembangan istilah.
            Jenis pergeseran makna adalah sebagai berikut:
1.      Pergeseran makna meluas, yaitu makna yang baru lebih luas daripada makna yang lama. Contoh: kata ibu (dulu berarti ‘orangtua perempuan’ sekarang untuk menyebut semua perempuan yang kedudukannya lebih tinggi atau patut kita hormati).
2.      Pergeseran makna menyempit, yaitu makna yang baru lebih sempit daripada makna yang lama. Contoh: kata sarjana (dulu berarti setiap orang yang pandai, sekarang untuk yang bergelar atau lulusan perguruan tinggi).
3.      Pergeseran makna amelioratif, yaitu makna yang baru dianggap lebih halus daripada makna yang lama. Contoh: kata pramuwisma (dianggap lebih halus daripada kata pembantu).
4.      Pergeseran makna peyoratif, yaitu makna yang baru dianggap lebih kasar daripada makna yang lama. Contoh: kata bini (dianggap lebih kasar daripada kata istri)
5.      Pergeseran makna sinestesia, yaitu perubahan atau pergeseran makna akibat penukaran indra. Contoh: kata manis untuk indra pencecap bertukar dengan indra penglihatan, yaitu pada kalimat “Gadis itu manis.”
6.      Pergeseran makna karena asosiasi (pertautan makna), yaitu dipertautkan dengan hal-hal lain. Contoh: kata amplop yang berarti alat untuk menyampul surat, bisa juga untuk membungkus uang sogok.
7.      Perubahan total, yaitu pergeseran makna yang berubah secara total. Contoh: kata ceramah dulu berarti cerewet, sekarang berarti pidato.

Buku                           : Bahasa dan Sastra Indonesia IX SMP
Penerbit/ Pengarang : Yudhistira/ Pardjimin
Tahun                         : 2005

Membahas Aspek Kebahasaan
Memahami Pergeseran Makna
            Pergeseran makna meliputi ameliorasi, peyorasi, perluasan makna, penyempitan makna, asosiasi, dan sinestesia. Pergeseran makna terjadi di antaranya karena kita mengenal ragam halus dan kasar, sopan dan tidak sopan.
1.      Ameliorasi dan Peyorasi
Contoh            : “Perempuan yang sedang memasak di dapur itu menoleh ke belakang, lalu kelihatan olehnya Asnah berdiri di dekatnya”
            Kata perempuan merupakan kata yang mengalami pergeseran makna. Kata perempuan saat ini dirasa lebih rendah. Kata wanita dianggap lebih tinggi rasanya. Pergeseran semacam ini disebut ameliorasi.
            Perubahan makna pada arti baru dirasakan lebih rendah disebut peyorasi. Kata perempuan dianggap lebih rendah nilainya

2.      Sinestesia
Contoh  : (1). Ha, ha, ha,.....kasar benar kata itu, Adik! Akan tetapi...
              : (2) Mobil-mobilan buatan Edi masih kasar karena belum dihaluskan.

Kata kasar pada contoh (1) ditangkap oleh indra pendengar, sedangkan pada contoh (2) ditangkap oleh indra peraba. Pergeseran makna kata karena pertukaran tanggapan dua indra disebut sinestesia.


Buku                           :Bahasa Indonesia SMP dan MTs
Perubahan Makna
1.    Perubahan Makna Meluas
Contoh            , kata saudara pada mulanya hanya bermakna ‘seperut’ atau ‘sekandungan’ kemudian maknanya berkembang menjadi ‘siapa saja yang sepertalian darah’ selanjutnya siapa pun yang masih mempunyai kesamaan asal usul disebut saudara. Kini, siapa pun dapat disebut saudara.
2.    Perubahan Makna Menyempit
Misalnya kata ‘pendeta’ yang pada mulanya bermakna ‘orang yang berilmu’ kemudian menyempit maknanya hanya berarti ‘guru agama Kristen’.
3. Perubahan Makna Pertukaran Tanggapan (Ameliorasi, Peyorasi)
Kata-kata yang nilainya merosot menjadi rendah disebut peyorasi, sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi disebut ameliorasi. Kata ‘laki’ dianggap peyorasi, sedangkan kata ‘suami’ dianggap ameliorasi.
4.  Perubahan Makna Pertukaran Tanggapan Indera (Sinestesia)
Rasa manis yang seharusnya ditanggap dengan alat indera perasa pada lidah, bertukar menjadi ditanggap oleh alat indera penglihatan, seperti dalam ucapan wajahnya sangat manis.

Buku                           : Semantik 2
Pengarang                  : Djajasudarma        
Pergeseran Makna
Pergeseran makna terjadi pada kata-kata atau frase bahasa Indonesia yang disebut eufemisme atau melemahkan makna. Caranya dapat dengan mengganti simbolnya atau kata, frase dengan yang baru dan maknanya bergeser, biasanya terjadi pada kata-kata yang dianggap memiliki makna yang menyinggung perasaan orang yang mengalaminya.
Pergeseran makna terjadi dalam bentuk imperatif seperti pada segera laksanakan yag bergeser maknanya menjadi harap dilaksanakan atau mohon dilaksanakan terjadi eufemisme. Demikian pula terjadi pergeseran makna kata atau frase seperti berikut:
1.      Tuna netra (buta)
2.      Tuna rungu (tuli)
3.      Tuna wisma (gelandangan)
4.      Tuna susila (pelacur)
5.      Cacat mental (orang gila)
6.      Pramusiwa (pelayan bayi)
7.      Pramuwisma (pembantu)
8.      Pramuniaga (pelayan toko)
9.      Menyesuaikan harga (menaikkan harga)
10.  Dipetieskan (masuk kotak), dll.
Dikatakan pergeseran makna bukan pembatasan makna, karena dengan penggantian lambang atau symbol makna semula masih berkaitan erat tetapi ada makna tambahan (eufemisme), menghaluskan (pertimbangan akibat psikologi bagi kawan bicara atau orang yang mengalami makna yang diungkapkan kata atau frase yang disebutkan).

Buku                           : EYD Dan Tata Bahasa Indonesia
Pengarang                  :Vicosta Efran
Tahun                         : 2011
Perubahan Makna
1.      Perluasan Makna (Generalisasi)
Perluasan makna terjadi apabila makna dalam suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
2.      Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Penyempitan makna terjadi apabila sebuah kata yang pada awalnya memiliki makna yang menyeluruh, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
3.      Ameliorasi
Ameliorasi berasal dari bahasa Latin ‘melor’ yang memiliki arti sebagai ‘lebih baik’. Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya lebih tinggi dari pada makna asalnya.
4.      Peyorasi
Peyorasi berasal dari bahasa Latin “ pejor’ yang memiliki arti jelek. Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya dirasa lebih rendah dari makna asal.
5.      Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna yang dapat terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan.
Contoh        : Kata-katanya sungguh pedas di telinga.

Buku                           : Pengantar Semantik Bahasa Indonesia
Pengarang                  : Abdul Chaer

Perubahan Makna
            Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Di antaranya adalah :
1. Perkembangan dalam Ilmu dan Teknologi
            Sebagai akibat perkembangan teknologi, bisa dilihat dari kata ‘berlayar’ yang awalnya bermakna perjalanan di laut  dengan menggunakan perahu atau kapal yang digerakkan dengan tenaga layar. Walaupun kini kapal-kapal besar tidak lagi menggunakan layar, tetapi sudah menggunakan tenaga mesin, namun kata berlayar tetap digunakan.
2. Perkembangan Sosial Budaya
            Contoh kata yang maknanya berubah sebagai akibat perkembangan sosial budaya adalah kata sarjana.
3. Perbedaan Bidang Pemakaian
4. Adanya Asosiasi
5. Pertukaran Tanggapan Indera
6. Perbedaan Tanggapan
7. Adanya Penyingkatan
8. Proses Gramatikal
9. Pengembangan Istilah
            Jenis-jenis perubahan Makna
1. Meluas
            Adalah perubahan pada sebuah kata yang awalnya hanya memiliki satu makna, kemudian karena berbagai faktor memiliki makna yang lain. Contoh :  kata ‘saudara’.
2. Menyempit
            Adalah perubahan pada sebuah kata yang awalnya memiliki makna luas kemudian menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Contoh : kata  ‘sarjana’
3. Perubahan Total
            Adalah perubahan makna pada sebuah kata dari makna awalnya. Contoh : kata ‘cerewet’
4. Penghalusan (eufemia)
            Adalah usaha mengganti sebuah kata yang bermakna kasar menjadi kata yang bermakna lebih halus. Contoh: kata ‘penjara’ diganti dengan Lembaga Pemasyarakatan.
5. Pengasaran
            Adalah usaha mengganti sebuah kata yang bermakna halus menjadi kata yang bermakna kasar. Contoh: kata ‘mendepak’ digunakan untuk mengganti kata mengeluarkan.
           
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar